Hati seniman itu
bagaikan tasik
aman dan cantik
membajakan asyik
laksana cindai
halus dan lembut
membelai sambut
seluruh alam
akan menyantun salam
pada tinggi pekertinya
pada hikmah suaranya
pada redup matanya
pada rengkuh nafasnya
setiap langkah kembaranya
disalin takarir sejarah
Hati seniman itu
senang sekali terguris;
pada desir angin
mudah terusik;
bagaikan air dikocak
enteng merekah;
bak segembur tanah
dia akan menangis
bersungguh-sungguh
sampai air matanya
kering gering
ibarat sahara
yang tidak pernah hujan
Hati seniman itu
meruntun kecewanya
pada embun pagi
mengeluh sedihnya
pada bulan dinihari
mengaduh nasibnya
pada sengat mentari
askara tintanya
sudah tiada erti
pabila dijilat api
Tabahkanlah hatimu
wahai bapak sasterawan!
16 Jan, 2011
Molek Garden
Leave a Reply